NORMALITAS
(IDEOLOGI KENORMALAN)
Oleh ; Mas Sapto Nugroho Fasilitator SABDA (Sentra Advokasi Perempuan difabel dan Anak)
Kita harus
merubah pandangan tentang ormal dan tidak normal…karena sesungguhnya manusia
diciptakan sempurna oleh TUHAN
Orang yang
merasakan dirinya cacat adalah mereka yang merasakan dirinya rendah diri,dan
merasakan lemah pada dirinya sendiri
Sedangkan
orang yang merasakan dirinya normal biasanya mereka cenderung bersifat
arogansi
|
Dan saya mau tanya pada bapak
dan ibu sekalian…apakah kita meyakini orang cacat itu ada?
Inti dari
manusia normal sesungguhnya adalah
MANUSIA>memiliki
NYAWA>mempunyai HATI>raga yang semuanya berfungsi normal..karena itu
adalah dasar ideologi kenormalan
Sama-sama
memiliki asumsi dan ketakutan pada diri sendiri
Dan
penyebab difabel adalah kurangnya interaksi sesama manusia itu sendiri
|
Dan tingkat sosial yang rendah
dari lingkungan masyarakat dia berada…
Selamat pagi Bapak-Ibu
semuanya..kita lanjut lagi di hari kedua ini..nah kali ni saya akan
membicarakan mode pendekatan-pendekatan pada Disabilitas..
Ada Medical mode yaitu pendekatan
individual problem pada Disabilitas seperti Dokter dan pasien,tapi ini
terletak hanya pada pengobatan,perawatan medis hingga mereka bisa lebih
percaya diri,
Kemudian pendekatan
psikologis..nahini yang terpenting,dihampir semua puskesmas di Jawa Tengah
itu di taruh tenaga-tenaga psikologis...mungkin di Jember sudah ada?
|
Belum ada apak...sebenarnya
ada,tapi tenaga psikologisnya yang tidak mau pak..
|
Nah...semoga nanti di Jember juga
ada itu,sebenarnya ini ada kaitannya dengan pendekatan medical tadi...jadi
pendekatan medis harus harus di dampingi dengan pendekatan psikologis,misalnya
tadinya orang itu mentang-mentang hebat dan berkuasa tiba-tiba menjadi
Disabilitas,nah itu bisa di obati secara medis dan pendekatan
psikologis..maka muncullah kebijakan kesehatan sekarang,dimana dulu orang
sakit identik sembuh dengan di suntik dan itu terjadi di jaman era
80-90’an,namun seiringpesatnya kemajuan medis maka saat ini cukup dengan obat
saja untuk menangani sakit,karena sistem injeksi hanya di perlukan saat
kondisi terpaksa..
Kemudian ada pendekatan sosial.
Misalnya Wawa,jadi dia
pendekatannya dengan teman-temannya seperti Vian,Antok,Hasabian,saya(Mas
Awang) dan mas Sapto,jadi bedanya di situ meluas hingga muncul namanya
komunitas-komunitas...jadi fokusnya bukan untuk satu dua orang saja tetapi
untuk banyak orang...permasalahan layanan publik lainnya jadi permasalahan
Disabilitas adalah saat pembuatan rekening di bank,kebanyakan tidak boleh
oleh pihak bank,kalau di bilang ini demokrasi ekonomi ya bagaimana caranya
ini bisa di atasi,karena kami orang-orang produktif,kami juga punya akal,kami
juga punya hak untuk menabung,tapi kenapa malah dipersulit...masalahnya
kami(Disabilitas)selalu di kaitkan dengan kelemahan seprti bagian tangan saat
untuk menanda tangani rekening,tapi kita masih ada cara lain misalnya dengan
cap jempol,karena cap jempol itu satu kekuatanbukti dimana itu adalah
identitas asli manusia yang tidak bisa di akali jadi kenapa harus dipersulit,aneh
tidak?
Itu yang membuat tidak sinkron
dengan pernyataan kebebasan berekonomi,sama saja negara yang semakin
mengucilkan kami(Disabilitas)
Nah lanjut...inklusi,nah ini yang
banyak di sebutkan orang tentang inklusa-inklusi...kenapa inklusi?!...karena
pasar tradisional tidak ada pembedaan,karena menurut pengalaman saya,di pasar
itu semua orang ada,semua suku juga ada kan...tapi kalau pasar kapitalis ada
tidak seperti di pasar tradisional,lihat kita(Disabilitas) saja mereka pasti
sudah mikir-mikir...ini mau beli,apa mau minta sumbangan..disitu sudah
menunjukkan bahwa yang satu eksklusif dan yang satunya inklusif
Artinya disitu ada eksklusif
seperti di pasar tradisional tadi,inklusif itu artinya terbuka pak...yang
dapat di akses semua orang,sedangkan pasar kapitalis,itu membatasi atau
terbatasi.
Sampai disini mungkin ada
pertanyaan?
|
Kalau model pemaksaan?,eee...maksud
saya gini saya pernah punya teman,dia dikatakan difabel karena kecelakaan,dia
merasa malu,jadi dengan saya,ya saya paksa untuk hidup seperti
biasanya,seperti ngopi dan nongkrong...dan itu bisa dilakukan meskipun
suasananya jadi agak kakku sedikitlah...
|
Itu kan metode pendekatannya
mas..di beberapa kasus itu dilakukan teman-teman itu juga nggak jauh beda
dengan **njenengan,itu namannya
pendekatan sosial mode..
**njenengan=Anda
Tetapi yang dialami itu ada
masalah dalam pendekatan medical mode,yang belum tuntas,jadi kalau medical
mode itu,jadi bantuannya adalah pendekatan psikologis untuk membangkitkan semangatnya
lagi...
|
Di desa saya ada juga pak
difabel,kita sudah sering mengajak dia untuk mengikuti pelatihan-pelatihan
dianyanggak pernah mau datang,saat saya tanya dia malu untuk datang..
|
Kembali lagi,itu butuh pendekatan
psikologis bu..dan itu nggak bisa langsung berubah,butuh adaptasi dan
waktu,motivasinya itu anda yang tau karena satu lingkungan...
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar